Senin, 27 Januari 2020

Kasih ibu trenggiling





Di copy dari wall dinda Indang Islamie 26-1-2016

Seorg pejabat Tiongkok beserta beberapa kolega, ketika bermain di sebuah kota melihat pedagang kuliner disana menyajikan proses penyembelihan trenggiling hidup sampai memanggangnya. 
Mereka tertarik dan ingin menyaksikan sendiri seluruh proses penyajian hidangan lezat itu

Konon trenggiling setelah tertangkap krn ketakutan atau defensif, secara naluri & otomatis tubuhnya akan menggulung sendiri dgn sangat erat spt sebuah lingkaran atau bola. 

Umumnya proses penjualan trenggiling sbb: Setelah dipilih pembeli, penjual sekuat tenaga  akan menarik lurus trenggiling yg meringkuk itu, 
selanjutnya dada n perut dibelah, organ dalam dikeluarkan kemudian dicuci bersih, dijepit dgn jepitan besi dan dipanggang di atas bara api sampai semua sisik tebal di tubuhnya rontok. 

Ada seorg pemuda penjual memilih  trenggiling berbadan gemuk dan dgn ketrampilannya siap menarik lurus trenggiling yg dipegangnya itu.
Namun walau sdh sekuat tenaga ia masih tdk mampu menarik lurus trenggiling itu. 
Trenggiling adalah binatang pemakan serangga, terutama
semut dan rayap.

Orang-2 yg menyaksikan merasa heran, 
penjual muda itu juga kehilangan muka, 
maka dibantinglah trenggiling malang itu ke lantai dgn keras, 
sambil menjelaskan trenggiling akan membuka diri jika kesakitan. 

Tidak disangka bantingan ber-kali2 itu malah membuat trenggiling meringkuk lebih erat.
Dari mata sipit trenggiling yg semula terlihat ketakutan telah tertutup dgn rapat. 
Dari moncongnya yg runcing mengalir darah segar, 
akan tetapi tubuhnya tidak nampak menjadi lurus. Malah terkesan semakin melingkar dgn erat. 

Rombongan tidak tega menyaksikan kondisi
trenggiling itu dan melambaikan tangan memberi isyarat tidak ingin diteruskan lagi.

Pemuda penjual masih belum puas,
diambillah jepitan besi lalu menjepit trenggiling kemudian diletakkan di atas api panggangan.
Sisiknya yg keras rontok dan bau terbakar menebar luas.
Tetapi posisi trenggiling tetap tidak berubah. 

Pemuda penjual tidak berdaya lagi.
Dia menggelengkan kepala sambil berkata trenggiling ini pasti bermasalah.
Tidak layak dikonsumsi sambil membuangnya ke  lahan pasir yg terletak di belakangnya. 

Kemudian dipilihnya lagi dua ekor yg lain, 
kali ini proses
pengolahan berjalan lancar dan tidak sampai 5 menit selesai.

Selanjutnya teman itu berkata, 
ketika temannya sedang membayar, 
tanpa disengaja dilihatnya trenggiling naas tadi yg di buang di atas pasir per-lahan2 meluruskan tubuhnya, 
kelopak matanya terbuka sedikit, 
disusul beberapa kedutan lalu menjadi lurus kaku dan tidak bernyawa lagi. 

Seiring tubuhnya menjadi lurus, 
mereka dikejutkan oleh gerakan lembut dari perut yg terkapar.
Muncul seekor trenggiling kecil yg tubuhnya transparan hanya sebesar tikus. 
Perlahan ia membuka mulut kecilnya,  
seakan memanggil induknya yg sudah tak bernyawa.

Pemandangan tsb membuat semua orang terpana. 
Dalam sekejap,
saya merasakan darah dalam tubuh bergelora, kepala dan rambut seakan membengkak, 
air mata bergulir dari  kelopak. 

Berat badan trenggiling itu tidak lebih dr 5 kg.
Dan tubuhnya telah mengalami bantingan dan pembakaran.
Tetapi sampai napas terakhirnya masih saja melindungi anaknya. 

Tubuh yg telah terpanggang setengah matang, 
sisik pun rontok semua, namun masih tetap berhasil melindungi keutuhan jiwa dan raga anaknya.

Kekuatan semangatnya telah jauh melampaui batas kehidupan......

"Cinta kasih" induk hewan begitu mengharukan.....

Minggu, 19 Januari 2020

Keutamaan al fatihah





MEMBACA AL FATIHAH DI DALAM SHALAT ADALAH _SAAT KITA BERDIALOG  DENGAN ALLAH_, UNTUK ITU _LAKUKANLAH DENGAN KHUSUK JANGAN TERGESA-GESA_*

*_A. Dalik Rujukan :_*

Sering kali  tergesa-gesa pada saat kita membaca Al-Fatihah di dalam shalat.. tanpa spasi, dan seakan-akan ingin cepat menyelesaikan shalatnya.
 
Padahal pada saat  membaca ayat demi ayat  dari surah Al-Fatihah, *ALLAH Azza wa Jalla.* menjawab setiap ucapan kita.

Dalam Sebuah Hadits Qudsi *Allah SWT* ber-Firman :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهْىَ خِدَاجٌ – ثَلاَثًا – غَيْرُ تَمَامٍ ». فَقِيلَ لأَبِى هُرَيْرَةَ إِنَّا نَكُونُ وَرَاءَ الإِمَامِ. فَقَالَ اقْرَأْ بِهَا فِى نَفْسِكَ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ ( الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِى عَبْدِى وَإِذَا قَالَ (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَىَّ عَبْدِى. وَإِذَا قَالَ (مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ). قَالَ مَجَّدَنِى عَبْدِى – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَىَّ عَبْدِى – فَإِذَا قَالَ (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ). قَالَ هَذَا بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ. فَإِذَا قَالَ (اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ). قَالَ هَذَا لِعَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ 

*Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Barangsiapa yang shalat lalu tidak membaca Ummul Qur'an (yaitu Al Fatihah), maka shalatnya kurang (tidak sah), beliau mengulanginya tiga kali,  maksudnya tidak sempurna.  Maka dikatakan pada Abu Hurairah bahwa kami shalat di belakang imam. Abu Hurairah berkata, Bacalah Al Fatihah untuk diri kalian sendiri karena aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda, "Allah Ta'ala berfirman: _AKU MEMBAGI SHALAT  (MAKSUDNYA : AL FATIHAH) MENJADI DUA BAGIAN, YAITU ANTARA DIRIKU DAN HAMBAKU DUA BAGIAN_ dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika hamba mengucapkan 'alhamdulillahi robbil 'alamin (segala puji hanya milik Allah)', Allah Ta'ala berfirman: Hamba-Ku telah memuji-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan 'ar rahmanir rahiim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)', Allah Ta'ala berfirman: Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan 'maaliki yaumiddiin (Yang Menguasai hari pembalasan)', Allah berfirman: Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Beliau berkata sesekali: Hamba-Ku telah memberi kuasa penuh pada-Ku. Jika ia mengucapkan 'iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in (hanya kepada-Mu kami menyebah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan)', Allah berfirman: Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika ia mengucapkan 'ihdiinash shiroothol mustaqiim, shirootolladzina an'amta 'alaihim, ghoiril magdhuubi 'alaihim wa laaddhoollin' (tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan jalan orang yang sesat), Allah berfirman: Ini untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta*  (HR. Muslim No. 395).

Dua bagian Al Fatihah tersebut di atas adalah : 

*1. Tiga Ayat DI ATAS* : _Iyyaka Na'budu Wa iyyaka nasta'in_ adalah *Hak Allah,* dan 

*2. Tiga Ayat DI BAWAH* : _Iyyaka Na'budu Wa iyyaka nasta'in_ adalah : *Urusan Hamba-Nya.*

*_B. Dialog Kita Dengan Allah SWT :_*  

1. Ketika Kita Mengucapkan : *Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin*

Allah menjawab : *Hamba-Ku Telah Memuji-Ku*

2. Ketika Kita Mengucapkan : *Ar-Rahmanir-Rahim*

Allah menjawab : *Hamba-Ku Telah Mengagungkan-Ku*

3. Ketika Kita Mengucapkan :  *Maliki Yaumiddin*

Allah Menjawab : *Hamba-Ku Telah Memuja-Ku*

4. Ketika Kita Mengucapkan : *Iyyaka Na' Budu Wa Iyyaka Nasta'in*

Allah Menjawab : *Inilah Perjanjian Antara Aku dan Hamba-Ku*

5. Ketika Kita Mengucapkan : *Ihdinash Shiratal Mustaqiim, Shiratalladzinaan'amta Alaihim Ghairil Maghdhubi Alaihim Waladdhooliin*

Allah menjawab : *Inilah Perjanjian Antara Aku dan Hamba-Ku. Akan Ku Penuhi Yang Ia Minta*.  Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT di bawah ini :

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

*Dan Rabbmu Berfirman :  _Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu_. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku (berdo'a kepada-Ku) akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina* (QS. Al-Mu'min Ayat : 40)

*_C. Disarankan Sebaiknya :_*

1. Berhentilah Sejenak Setelah Membaca Setiap Ayat :

*Rasakanlah jawaban indah dari Allah karena Allah sedang menjawab ucapan kita.*

2  Selanjutnya Kita Ucapkan : *"Aamiin"* dengan ucapan yang lembut, sebab Malaikat pun sedang mengucapkan hal yang sama dengan kita.

Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW Sbb : 

إذا أمن الإمام فأمنوا فإنه من وافق تأمينه تأمين الملائكة غفر له ما تقدم من ذنبه

*Apabila imam mengucapkan aamiin, maka ucapkanlah aamiin. Karena barangsiapa yang ucapan aamiinnya bersamaan dengan aamiinnya malaikat, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu* (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Jika artikel ini bermanfaat silahkan dibagikan, sampaikan walau satu ayat.

Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW Sbb :

بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً

*Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat* (HR. Bukhari No. 3461).

Selanjutnya Rasulullah juga bersabda sbb :

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

*Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya*  (HR. Muslim No. 1893).